Jumat, 21 Januari 2011

Anugerah mengikuti Sail Banda 2010 (edisi I : Makassar)


Sebuah anugerah yang luar biasa ketika aku dapat berpartisipasi dalam acara Sail Banda 2010 kemarin. Sail Banda 2010 adalah sebuah acara lanjutan yang diadakan pemerintah Indonesia guna mempromosikan Indonesia khususnya dibidang pariwisata dan bahari, yang sebelumnya telah diadakan Sail Bunaken. Sail Banda sendiri merupakan ajang perlombaan perahu layar internasional yang saat itu starting point nya berada di Darwin, Australia. Singkat cerita aku dan beberapa orang temanku terpilih untuk mewakili universitas kami mengikuti acara tersebut dengan sponsor MenDikNas (Menteri Pendidikan Nasional) dengan penyelenggaranya ialah MenPoRa (Menteri Pemuda dan Olahraga). Kami semua tergabung dalam LNRPB (Lintas Nusantara Remaja Pemuda Bahari) yang ternyata adalah perwakilan pemuda-pemudi dari berbagai daerah di Indonesia.  
sahabat setia :)

Singkat cerita pada tanggal 22 Juli 2010, aku diantar ibuku pergi ke KOLINLAMIL Jakarta Utara yang menjadi tempat keberangkatan kami. Aku membawa serta tas gunung kepunyaan kakakku karena aku akan pergi berlayar selama 20 hari lamanya. Aku persiapkan pakaian secukupnya (karena aku pikir aku akan mencuci baju disana), headlamp, matras, headset, Alkitab (buat renunganku setiap malam), alat tulis, kamera + charger (nggak boleh ketinggalan nih) dan uang secukupnya. Siang itu sinar  matahari begitu menyengat ditambah hatiku yang cukup was-was dan sedikit sedih karena akan pergi dalam waktu yang cukup lama meninggalkan keluarga (kebetulan dalam 2 bulan kemarin aku juga sedang magang sehingga jarang pulang ke rumah) dan ini adalah pengalamanku pertama kali berlayar sejauh itu, kira-kira 2000 mil dari pulau jawa :p. 
Tidak lama setelah berada diruang tunggu yang sudah dipenuhi oleh pemuda-pemudi itu, teman-teman sekampusku berdatangan. *fiuh rasa canggung ini perlahan sirna. Akhirnya aku menyuruh ibuku agar pulang saja, karena selain beliau harus bekerja akupun jadi sedih kalau “dilepas” pergi olehnya (pada saat itu aku mengira bahwa kita akan segera berangkat menuju Pulau Banda). *Sebelumnya maaf nih temen-temen banyak cerita dan detail kegiatan yang aku skip karena jika aku paparkan keseluruhannya mungkin temen-temen perlu berjam-jam untuk membacanya, soalnya ini 20 hari perjalanan. Tapi aku berusaha tetap memberikan info dan gambaran dari perjalanan ini. 
name list di G12, miss you guys :)
Setelah briefing dan pembagian kamar serta peraturan yang berlaku baik di dalam kapal ataupun selama perjalanan kami segera memasuki kapal yang sangat besar, KRI MKS 590 milik Negara yang digunakan oleh TNI-AL sebagai kapal perang dengan salah satu fungsinya sebagai kapal pengangkut. Begitu memasuki kapal semua kesan dibenakku langsung hilang. Kapalnya modern sekali dan kalau aku bilang fasilitasnya menyerupai hotel :D. Disana terdapat banyak ruangan tidur (barrack) yang dilengkapi dengan AC, lampu dan colokan listrik disetiap tempat tidur, kantin, ruang makan dilengkapi dengan home teather, mesin cuci, water heater, klinik, alat music lengkap, dsb. Dalam hati langsung terbesit “widih, bakal betah nih gua”.
Rekan-rekan dari UnHas
Keesokan harinya kami mengadakan opening ceremony dan launching ceremony yang dihadiri oleh ketua MenPoRa, yaitu Bpk. Andi Mallarangeng dan para pejabat Negara. Ketika kapal mulai bergerak kami semua melambaikan topi dari anjungan, and here we go! Tujuan pertama adalah Makassar untuk menjemput rekan kami mahasiswa dari universitas Hasanuddin dan menghadiri acara sambutan walikota Makassar. Wow! Ini adalah bonus pertamaku, menjejakan kaki di pulau Sulawesi untuk pertama kalinya. Setelah 4 hari berlayar akhirnya sampai juga di Pelabuhan Makassar, well  hari pertama aku muntah gara-gara lagi kurang fit ditambah kaget dengan “goyangan” ombak a.k.a mabuk laut.
pintu masuk benteng
Begitu turun dari kapal untuk pertama kalinya, kami segera berbaris dan bertemu dengan rekan-rekan kami dari UnHas setelah itu kami menaiki bis yang sudah disediakan penyelenggara. Aku mengacungkan jempol kepada pemerintah dan warga Makassar atas sambutan yang begitu luar biasa, kami diajak keliling kota dengan beberapa orang petugas keamanan didepan rombongan, kebetulan bis yang kunaiki adalah bis pertama, jadi tepat dibelakang mobil yang mengiring kami. Tujuan pertama kami adalah mengunjungi Fort Rotterdam (Benteng Rotterdam) yang terletak tidak begitu jauh dari pelabuhan, disepanjang jalan disekitar pelabuhan sampai objek aku melihat banyak club dan tempat karoke. 
Suasana di dalam Benteng Rotterdam
Benteng ini dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama I manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa'risi' kallonna. Awalnya benteng ini berbahan dasar tanah liat, namun pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-14 Sultan Alauddin konstruksi benteng ini diganti menjadi batu padas yang bersumber dari Pegunungan Karst yang ada di daerah Maros (sumber: Wikipedia). Di samping pintu gerbang aku melihat becak Makassar yang terlihat lebih kecil dari becak yang ada di kotaku (red: Depok). Aku bersama teman sekelasku “ Diyas” langsung berlari mencari point of interest untuk foto (^.^). Sepertinya akan diadakan pagelaran seni di tempat ini, karena terlihat spanduk dan panggung di tengah areal tersebut. Tapi aku sangat menyesal tidak sempat “benar-benar” berkeliling. Biasanya aku butuh waktu yang cukup lama untuk menjelajah tempat wisata, apalagi situs sejarah, agar dapat ilmunya :p.

Istana Balla Lampoa

Tidak lama berselang kami kembali berkeliling kota dengan diiringi sirine polisi (arak-arakan), beberapa jalan ditutup agar rombongan kami dapat lewat, astaga :D. Tujuan kami selanjutnya adalah Istana Balla Lampoa, bekas istana Kerajaan Gowa yang terletak di Jl. Sultan Hasanuddin no.48, Sungguminasa, Gowa. Objek wisata ini berbentuk rumah panggung yang besar yang sekarang sudah dialih fungsikan menjadi museum. Pada saat itu sedang mengalami renovasi. Ketika masuk rumah panggung utama kita harus melepas alas kaki. Didalamnya luas sekali, terdapat beberapa lukisan di atas panggung, namun sayang banyak lampu dan atap yang rusak. Di belakang bangunan utama ada sebuah bangunan yang lebih kecil, namun aku nggak sempet masuk ke dalamnya karena ramai sekali. Selanjutnya kami mengunjungi kantor walikota Makassar untuk mendengarkan sambutan dan diskusi singkat. Cuaca di kota Makassar saat itu panas dan dengan angin lembab (ciri khas daerah yang dekat dengan laut).

@ Losari beach
Setelah acara selesai kami kembali menuju “rumah” alias KRI MKS 590 untuk istirahat dan makan siang. Namun kesempatan ini tidak akan kami lewatkan begitu saja. Makan siang kami habiskan dengan segera, sesudahnya kami diijinkan untuk pesiar (acara bebas di luar kapal) dengan syarat sudah kembali ke kapal pada pukul 17.00 WITA. Dengan diantar oleh bis yang tadi kami naiki, kami meluncur ke pasar terdekat untuk membeli kenang-kenangan. Aku membeli 2 buah gelang (harganya Rp 2.000/buah), tas kain (Rp 30.000), tempat pensil dan tempat koin (total Rp 10.000) dan pajangan Tau-Tau (replika dari orang yang sudah meninggal-adat Toraja). Sehabis berbelanja kami berunding tempat mana yang akan kami tuju. Tadinya kami berniat untuk mengunjungi Trans Studio, namun karena waktu dan unsur kebersamaan kami hanya melintasinya dan segera menuju Pantai Losari. Dari luar bangunan Trans Studio begitu menarik perhatian kami, sampai-sampai kami terus mengabadikannya walaupun hanya dari dalam bis (karena hujan). Kegiatan di Pantai hanya berfoto-foto ria dan mengobrol :p, dilanjutkan dengan beberapa orang temanku yang berwisata kuliner. Di sekitar Pantai banyak kios-kios makanan khas Makassar, antara lain sop konro, cotto Makassar, pisang epe’, es pallu butung, es pisang hijau, dsb. Kami meninggalkan pantai setelah hari mulai gelap dan mendapat kabar untuk segera kembali ke kapal. Begitu masuk ke dalam kapal kita semua wajib apel malam untuk mengecek kelengkapan peserta, dan kapal pun beranjak meninggalkan kota Makassar menuju Pulau Banda Neira :D

*masih penasaran sama Trans Studio >_<


Dokumentasi yang lain :
Pemandangan dari Pelabuhan Makasaar

Iring-iringan rombongan kami
Becak Makassar
Suasana di dalam Balla Lompoa
Narsis dikit :p



Teman-teman berhubung saya mendapatkan akomodasi dan semua fasilitas secara gratis, saya hanya menampilkan pengeluaran saya saja yaa, hehehe

Pengeluaran :  belanja ± Rp 81.000 (karena yang saya cari hanyalah barang yang mewakili daerah tersebut/souvenir yang mempunyai unsur Makassar. Hal ini selain untuk menambah koleksi saya ya pastinya untuk mengerem hasrat belanja alias pengiritan :p

See you on my next journey
*next posting “Anugerah mengikuti Sail Banda 2010 (edisi II: Banda Neira dan Pulau Gunung Api)”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar