Foila, setelah sekian lama akhirnya nge-blog lagi. Apa kabar semuanya?
Well kesempatan ini aku mau membayar hutangku dulu untuk menyelesaikan cerita petualangan di Karimun Jawa, baru deh nanti aku lanjutkan dengan petualangan-petualangan lainnya.
|
Snorkel spot di Pulau Mejangan Kecil |
Ok, jadi aku skip langsung ke hari 3 aja waktu aku keliling pulau-pulau disana. Pagi - pagi kita udah beres-beres. Merapihkan barang dan menyiapkan bekal yang harus dibawa. Setelah sarapan Pak Anto sudah menjemput kami dengan perahunya bersama 2 orang tamu dari Jakarta yang ternyata sudah melihat aku dan ka Ira yang berjalan membawa gembolan dipunggung dari Stasiun Senen. Haha became point of view as always :p. Rute pertama kami adalah snorkeling di sekitar Pulau Menjangan Kecil. Sehari sebelumnya kami MENCOBA berjalan dari Pulau Menjangan Besar ke pulau tersebut dan nggak sampai-sampai. Padahal KELIHATANNYA dekat (yaialah). Ikannya banyak banget! aku minta roti sama tamu yang akhirnya kami kenalan, guna memancing ikan untuk datang kearahku. Tapi ternyata nggak pakai roti mereka juga dateng kog. Hanya perlu menggerak-gerakkan tangan seakan sedang memberi makan mereka. Terumbu karang disana juga masih terjaga. Puas snorkeling disana kami melanjutkan perjalanan menuju Pulau Geleang.
|
Sudut favorite di Pulau Geleang |
Ya ampun, ombaknya kenceng banget. Aku yang duduk di atap kapal itu masih bisa terkena cipratan air laut. Kapal bergoyang kesana kesini nggak karuan. Hayalan macem-macem pun timbul dan sempat membayangkan bagaimana orang yang tinggal di pulau ditengah-tengah lautan kaya gini. They have adapted a LOT i guess. Dari kejauhan aku melihat secercah cahaya "surga". Bias air laut yang rrruuuarr biasa indah menghiasi sekeliling Pulau Geleang itu. Tiba-tiba salah satu pemandu wisata kami lompat ke laut dan menyelam. Ternyata beliau mau menangkap beberapa ikan untuk makan siang kami. Kamipun mendahuluinya untuk segera bersandar ke pulau.
Kegiatan kami disini adalah menikmati hidup haha. Duduk-duduk dipasir, foto-foto, main air, makan ikan fresh from the ocean sampai tidur siang. What a life! Aku memutuskan untuk mencoba salah satu ikan bakar yang sangat mencolok warnanya. Yep warna-warni dan ternyata nama ikan itu berdasarkan info yang aku dapat adalah ikan kakak tua. Rasa dagingnya manis tanpa pakai bumbu apapun. Yang tadinya kurang suka sama ikan, ini sampai ke tulang-tulangnya aku kerikitin. Setelah bangun tidur siang kami segera melanjutkan perjalanan menuju Karimun Jawa. Tapi Geleang is the best island I've seen (so far). Kog bisa? Pada saat itu langit seketika mendung namun sama sekali tidak mempengaruhi warna air yang warnya aquamarine banget. Waktu aku di Wakatobi itu juga mendung namun airnya jadi keruh. Tapi tetap kealusan pasir di Wakatobi belum dapat dikalahkan pasir putih Pulau Geleang.
|
Snorkel Spot di Pulau Karimun Jawa |
Spot snorkel kita yang terakhir adalah Pulau Karimun Jawa tepat dihadapat Makam pendiri pulau tersebut. Namun makamnya terletak di atas bukit. Aruh disini cukup kencang dan walaupun terumbu karangnya banyak, keberadaan ikannya kurang banyak dibandingan dengan Pulau Menjangan Kecil. Mungkin karena arusnya yang cukup deras itu. Tidak lama kami segera menepi untuk menikmati sunset disana. Ada beberapa bongkah batu juga yang bisa dijadikan latar belakang untuk berfoto ria. Dan seperti biasa akupun juga mengumpulkan pasir di setiap pantai-pantai itu.
Ketika matahari semakin condong ke Barat (bener nggak yah?!) kami segera pulang ke dermaga. Pak Anto dengan baiknya menawarkan kami untuk bilas dan menunggu kapal ferry di villa yang beliau urus. Sepanjang perjalanan (baca: jalan kaki), kami harus menenteng gembolan yang segede kulkas itu. Beruntungnya 2 orang tamu yang ternyata saudara jauh aku dan Ka Ira (mereka anak Poltek dan Teknik UI) mau membantu membawakan tas kami. Terus bagaimana dengan Primus? Dia dengan gagahnya kuat membawa tas dan pereletan lainnya (boong deng). Dia juga udah tepar, aku dan Ka Ira pun ikut membantunya serta tak lupa memberikan semangat. Oia kaki si Primus tertusuk karang sampai tembus lho! Jadi dengan pincang-pincang dia menanjak perbukitan menuju villa. Hidup Wapeala! <- seruan yang menguatkan hati Primus untuk tetap maju. Villa itu dimiliki oleh orang Australi yang menikah dengan orang Indonesia. Villanya keren abis, dari balcon langsung menghadap ke laut, dilengkapi dengan AC dan TV kabel. Begitu melihat air tawar aku segera ngacir ke kamar mandi dan menghabiskan waktu sekitar 1,5 jam untuk mandi. Secara udah 3 hari nggak mandi, hanya berendem air laut - tunggu kering - ganti baju. Alhasil rambut ini jadi gimbal, boleh ditanya kepada salah satu korban (Ka Ira).
|
Piece of paradise |
Begitu jam menunjukan pukul 22.30 WIB kami segera meluncur ke pelabuhan untuk menaiki ferry, dan dibayarin sama temen baruku itu. Tau nggak uang di dompetku ini tinggal untuk ongkos ke Semarang - Jakarta. Sesampainya di kapal aku udah nggak kuat karena ngantuk, yeah penyakit abis mandi langsung ngantuk. Dengan sisa uang aku menyewa kasur lipat dan tidur dilantai kapal. Ah senangnya tidur sambil diguncang-guncang ombak dan tak terasa kami sudah tiba di Pelabuhan Jepara sekitar pukul 06.00 WIB. Dari sana kami numpang mobil pick - up untuk ke terminal itu pun masih harus jalan kaki dulu. Selama di bus menuju Semarang aku tertidur lelap. Aku dan ka Ira kembali menuju rumah Primus untuk beristirahat. Primus pun masih menyempatkan diri untuk mentraktir kami Lumpia Semarang yang enyak banget! Keesokan harinya kami pulang dari Stasiun Poncol dan ternyata si Primus juga mau ikut ke Jakarta. Disepanjang perjalanan pulang berasa ada di sauna. Sampe ada orang yang tidur dikolong kursiku. Posisi kakiku juga udah ngaco, karena pegal aku meminta ijin bapak-bapak untuk numpang menaruh kakiku didekat kursinya. YAH SUPERB menikmati transportasi rakyat beginilah. Kalian juga harus nyoba deh, walaupun sesek tapi beeerrrkesan banget. Kami tiba sekitar jam 03.00 WIB di Stasiun Senen. Aku memilih untuk tidur dulu di stasiun, karena masih harus melanjutkan perjalanan menuju Depok.
Tips :
· Jangan pernah membawa uang pas-pasan.
· Buat perencanaan yang berisi jadwal kegiatan dan budget.
· Cari kenalan sebanyak-banyaknya, untuk nambah ilmu dan link baru.
· Lupakan handphone untuk sesaat (kecuali update status haha). Totally refreshing!
Total biaya:
Kereta Citayam - Cikini : Rp 2.000
Kereta Senen - Tawang : Rp 125.000
Patungan Logistik : Rp 50.000
Kapal Jepara - KarJaw : Rp 32.500
Patungan Kapal keliling : Rp 50.000
Sewa kasur lipet : Rp 10.000
Kereta Poncol - Senen : Rp 30.000
Bus Senen - Cikini : Rp 2.000
Kereta Cikini - Citayem : Rp 2.000
Total : Rp 386.000
Berhubung cuma bawa uang Rp 400.000 dan ada beberapa pengeluaran yang seharusnya tidak dikeluarkan uang aku yang segitu kurang, alhasil ka Ira minjemin uangnya. hikshiks. Nanti trip selanjutnya aku bayar ya xoxo
*sebelumnya mohon maaf kalau foto yang aku pakai sangat terbatas, karena aku ambil dari facebookku. Foto-foto semua ada di komputer rumah maklum sekarang lagi ngerantau :p
Dokumentasi lainnya:
|
Yang tahan untuk nggak nyemplung jago! :p |
|
Inem dan Ijah lagi pada liburan LOL |
|
Ikan toke di Pulau Geleang |
See you on my next journey
*next posting "Great Escape (Other Side of Bali - Bloo Lagoon Padang Bai)"