Sabtu, 23 Juni 2012

Selalu kembali untuk sunset Kuta


Kuta..Kuta..Kuta. Kenapa sih selalu balik lagi kesini? Pantai yang dikenal sebagai "Ancolnya" Bali dikarenakan tidak pernah sepi pengunjung itu merupakan tempat favoriteku untuk menghabiskan waktu luang. Kenapa? Lets see..

Jangan ragukan ketenaran pantai yang satu ini. Dari lagu sampai jadi icon pariwisata Bali. Padahal rata-rata orang Bali atau pendatang yang tinggal di Bali males untuk mengunjunginya. Jalur satu arah ditambah pinggiran jalan yang dijadikan lahan parkir ditambah banyak taksi atau kendaraan yang "sengaja" melambat-lambatkan lajunya membuat kawasan ini rentan macet. Aku disuruh naik taksi mending turun ditengah jalan deh daripada ongkos taksinya melambung tapi nggak beranjak dari tempat. 

Pantai yang ini juga cukup strategis. Deretan penginapan, tempat makan, belanja, club, tempat pijat dsb dapat ditempuh dengan hanya berjalan kaki. Kalau teman - teman yang berniat datang ke Bali dengan budget yang minim dan ingin stay di dekat sini jangan khawatir. Di Gang Poppies (I & II) atau Gang Benesari terdapat banyak losmen dengan harga terjangkau dan tinggal jalan kaki menuju Kuta. 

After sunset
Sebagian besar aktifitas yang dilakukan di Kuta adalah surfing dan bersantai. Untuk yang mau sun bathing bisa sih, tapi aku nggak menyarankan. Soalnya banyak banget pengunjung yang dateng, yang ada malah jadi bahan tontonan dan jadi objek foto LOL. Nanti temen - temen bisa menyaksikan langsung ombak Kuta yang agak berbeda dengan pantai lainnya. Ketika ombak datang mendekati bibir pantai, ombak itu akan terpecah ke berbagai arah. Aku menyebutnya The Dancing Wave. Selain itu sunset Kuta memang juara. Aku dapat menghabiskan waktu dari mulai sebelum sunset sampai tengah malam di pantai ini. Dengan berbekal cemilan KFC atau Mcd yang terletak diseberang pantai. Yang aku nantikan adalah ketika ombak tiba - tiba berhenti datang menjadikan suasana sangat hening ataupun ketika melihat pesawat sedang landing. Tapi tahu nggak seumur - umur aku belum pernah berenang disini. Tadinya kepengen banget tapi karena berbagai faktor termasuk kemarin duduk - duduk dipasir sampai lupa waktu mengakibatkan kaki semua beruntusan. Temenku juga bilang dia nggak pernah mau berenang disana karena gatel. Well kayanya jadi mikir - mikir dulu sekarang ini.

Iseng - iseng
Yang diatas kan baru yang positifnya, nggak adil kalau aku nggak kasih tahu kekurangannya. Ini sih yang berdasarkan aku lihat. Nggak tahan banget ngeliat sampah yang layaknya pasar bertebaran di seluruh bagian pantai. OMG! apalagi melihat pengunjung  yang dengan santainya melempar atau meninggalkan sampah bekas makanan dan minuman mereka. Padahal tersedia tempat sampah di tembok dekat jalan raya. Selain itu para pedagang makanan yang masuk ke dalam pantai turut ambil bagian dalam kasus ini. Sampai para penjaga pantai mengumumkan dengan pengeras suara larangan bagi pedagang untuk masuk. Yang lainnya ketika habis ada upacara atau festival barang - barang yang tersisa dibiarkan saja tergeletak di pantai. Padahal apa susahnya untuk ambil dan buang di tempat sampah? Mungkin teman - teman sudah pernah menonton liputan di televisi kalau Kuta penuh dengan sampah, well it's absolutely true! Mungkin saat ini aku juga nggak bisa ambil bagian banyak mengenai kasus ini selain membuang sampahku sendiri dan memungut yang ada disekitarku. Bagi teman - teman yang sedang membaca tulisan ini dimana pun tolong jangan buang sampah sembarangan khususnya di daerah wisata. Ingat pariwisata juga sumber devisa negara dan kawasan yang kalian nikmati juga keindahannya :). Masih ada lagi ini banyak juga wisatawan yang tidak tahu "tempat". Yang asik pacaran sampai lupa kalau itu tempat umum dan yang suka "minum" sampai lupa kalau itu bukan rumahnya sendiri. For your information sekarang banyak dilakukan razia lho di Kuta jadi hati - hati ya. Buat yang pacaran apalagi dengan membawa budaya Timur, inget masih banyak anak - anak yang berseliweran masa nggak malu ditontonin mereka. Untuk yang suka minum tapi nggak bisa mengontrol diri mendingan minum air putih, cuci kaki, terus tidur. Kasian ngeliatnya. You make yourself even dumber :p. Pernah waktu itu aku sedang menunggu si Andin di depan kamar mandi. Tiba - tiba ada seorang pemuda yang aku perkirakan berumur belasan tahun dan jelas pendatang dari Jawa dengan setengah teler mencoba menggodaku. Oh hello little boy, udah jelas - jelas aku pakai sweater mickey mouse masih dikira aku nunggu seseorang untuk "mengangkutku". Belum pernah disambelin kali dia haha. 

Oia bagi teman - teman yang mau belajar surfing disana juga terdapat sekolah surf dari yang formal sampai non. Coba tanya sama kakak - kakak surfer boynya saja. Yang mana tuh? yang badannya cokelat kemerahan itu lho wohooo~. Tapi untuk tarif aku belum tahu berapanya. So itu sedikit ulasan tentang Kuta, kalau ingin lebih jelasnya ditunggu kedatangannya kesini ya teman - teman. Saat ini juga sedang dalam tahap penyelesaian mall baru di depan pantai - Beach Walk Kuta. Ciamik deh tempatnya tapi siap - siap dompet jadi tipis, maklum world brand semua :)).

Quality time :)
Tips:
- Untuk yang parkir motor harap dibawa/diikat helmnya. Kemarin aku kejadian helmku ditukar.
- Yang mau berenang juga hati - hati karena ombaknya kencang.
- Jangan lupa juga pesan yang tadi ya, jangan buang sampah sembarangan.

Biaya:
Hmmm berapa ya? aku info untuk biaya parkir motor aja ya :p biayanya Rp 1.000 sajaaaa


*Foto - foto yang aku tampilin sunset - sunset aja ya. Foto pantainya disiang hari dapat dilihat di posting sebelumnya :)



See you on my next journey
*next posting "Semarak Parade Ogoh - Ogoh Sebelum Hari Raya Nyepi"

Sesaat di Pantai Dreamland - Pecatu

Kali ini norak banget. Karena aku belum pernah ke yang namanya Dream Land jadi aku mengajak kakakku dengan SEDIKIT memaksa haha. Kalau dari foto-foto yang aku lihat di internet sih kece, ya udah deh cus ah...

Nggak bawa baju ganti = melas
Sebenarnya aku dan si Febby kesorean nih berangkatnya. Kami berangkat sekitar jam 15.00 WITA. Tapi yah apa boleh buat berharap masih dapat menikmati pemandangan. Kebetulan aku tinggal di daerah Denpasar jadi rutenya dari arah Patung Dewa Ruci (patokan yang gede banget) itu masih ke kiri, arah ke Nusa Dua. Ketika sampai di persimpangan belok kanan arah ke Uluwatu. Jalanannya berkelok - kelok dan cukup menanjak. Setelah melewati GWK dan Waterpark teman-teman akan menemukan di sisi sebelah kanan jalan sebuah gerbang dengan patung Wisnu Kencana (dalam ukuran kecil). Jika ditanyai pihak keamanan jujur saja mau ke pantai Dream Land atau New Kuta. Perjalanan kedalam juga cukup jauh tapi tenang saja sesuai kog sama pemandangannya.

Cocok untuk lokasi foto
Begitu sampai kami segera memarkir motor dengan tarif Rp 5.000. Tidak perlu membayar tiket masuk,  hanya uang parkir saja. Suasana pada saat itu cukup ramai karena sedang ada siswa yang sedang berdarmawisata. Kami memilih sudut kanan yang lebih sepi. Sempat kecewa karena langit yang mulai gelap. Tapi yah syukuri saja akhirnya bisa sampai di tempat ini. Banyak bongkahan batu karang yang cukup besar. Di salah satu sudut terdapat seng yang menutupi celah batu. Selidik punya selidik ternyata seng itu memang sengaja diletakan disitu untuk mencegah pasangaan - pasangan yang kurang kerjaan haha  I'm sure you know what I mean :p

Ombak di Dream Land cukup kencang. Terbukti dengan banyak turis asing yang surfing dan adanya penjaga pantai. Dikesempatan berikutnya (kunjungan kedua ke Dream Land) aku dan temanku Andin mencoba untuk berenang - berenang kecil disini. Well sampai pegel karena keseret ombak terus. Dibandingkan Kuta, Dream Land cukup tenang dan sampah - sampah yang bergeletakan lebih sedikit. Pedangan oleh-oleh juga hanya ada beberapa deret saja. Tapi tetep yang namanya ibu - ibu tukat pijat dengan siaga menawarkan jasanya. Yah namanya juga cari makan.

The simplicity of enjoying life
Di Dream Land terdapat fasilitas kamar ganti dan kamar bilas. Tarifnya Rp 10.000/orang. Hmm waktu kunjunganku yang kedua aku kehilangan sepatuku yang sebelah. Setelah keliling - keliling ternyata kelupaan di tempat bilas. Beruntungnya si Mas penjaga tempat itu bertanggung jawab dengan menyimpan sepatuku yang sebelah itu. Padahal suasananya cukup ramai kala itu. Aku juga sempat mengobrol dengan beliau dan beliau merekomendasikan Pantai Padang - Padang untuk dikunjungi (wish gonna make it soon)

Ketika hari mulai gelap kami segera beranjak dari pembaringan kami di pasir, ya mengingat perjalanan pulang kami cukup jauh dan kawasan pecatu ini masih sangat sepi. Aku rekomendasikan deh untuk temen - temen yang ingin bersantai, merenung atau hanya sekedar berbaring di pasir dan mendengarkan musik. Nggak bakalan nemuin kayak gini di Kuta siang - siang atau sore hari :)

Tips:
- Jika ingin pergi ke tempat wisata yang jaraknya cukup jauh, pastikan kalian punya waktu 
  yang cukup, sayang banget kalau hanya sebentar. Apalagi kalian yang datang jauh - jauh.
- Jangan lupa membawa jaket bagi kalian yang mengendarai motor ke area pesisir, anginnya 
  kuenceng
- Berusaha mencari kesempatan untuk mengobrol dengan orang lokal di tempat yang kamu 
  kunjungi. Untuk mendapatkan informasi secara langsung,

Biaya:
Bensin       : Rp 10.000
Parkir        : Rp  5.000
  Total       : Rp 15.000

Dokumentasi lainnya:
Keluarga bahagia :)

haha, anyone?
Pasir merica
Spot yang cocok untuk foto atau sekedar duduk - duduk



See you on my next journey
*next posting "Selalu kembali untuk sunset Kuta"

Jumat, 22 Juni 2012

Wisata Hutan Bakau di Bali

Tukang kepang keliling haha
Sabtu siang dan nggak ada kerjaan? Bosen banget kalau hanya menghabiskan waktu dirumah. Apalagi kalau langitnya cerah. Akhirnya aku dan kakak pertamaku - Febby pergi mengunjungi salah satu objek wisata alam yang terletak tidak jauh dari kediaman kami, hutan bakau. Terletak di Jalan By Pass Ngurah Rai, Denpasar. Kalau dari patung Dewa Ruci itu harus melewati jalan kearah Sanur. Kakakku bilang tempat ini sering dijadikan lokasi pemotretan. Yah benar saja waktu aku kesana rupanya sedang ada yang melaksanakan pemotretan untuk pernikahan. Harga tiket masuknya sekarang naik, yang tadinya hanya Rp 3.000 menjadi Rp 5.000. Kalau untuk kemajuan dan peningkatan pengelolaan kenapa tidak?

So peacefully :)
Karena hari itu merupakan hari libur, suasana disana agak ramai dan aku agak kesulitan untuk menemukan tempat untuk sekedar bersantai dan foto-foto. Aku menemukan jenis kepiting aneh (menurutku) karena hanya mempunya 1 capit yang berukuran besar. Sampai saat ini sih aku belum tahu apa namanya, kalau teman-teman tahu boleh disharing ilmunya di kolom komentar :).  Setelah keliling sana dan keliling sini akhirnya kami duduk di sebuah gazebo diatas kolam. Saat yang ditunggu - tunggu adalah saatnya ngemil woohooo. Angin sepoi - sepoi ditambah suara kicau burung membuatku ingin tidur, what a sleepy head! Pada saat itu aku juga melihat burung bangau yang sedang mencari makan di air yang berlumpur itu. Tanaman bakau disana juga cukup subur. Seperti yang diketahui tanaman bakau itu banyak kegunaannya. Selain untuk sebagai penjaga agar tanah tidak terkikis air laut, tanaman bakau juga memegang peran utama dalam menjaga kelangsungan hidup berbagai satwa semi perairan, seperti; burung, primata, ikan dan amphibi. Sekarang ini juga sedang dikembangkan industri mebel berbahan kayu bakau, dikarenakan kayu bakau tahan air dan sangat cocok untuk dekorasi luar ruangan.

terlambat untuk lihat sunset -_-
Setelah puas berkeliling dan hari mulai senja. Kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Pantai Double 6 - Legian untuk menikmati sunset. Ini juga pertama kalinya aku mengunjungi tempat ini. Di pantai ini terdapat beberapa restaurant dengan konsep semi open air yang memanfaatkan space pantai sebagai ruang makan. Hampir seperti di Jimbaran tapi suasannya lebih santai. Terdengar juga alunan musik perkusi yang dibawakan oleh sekelompok pria dengan memakai kostum rumbai - rumbai dengan wajah dan badan yang dilukis. Beberapa turis pun terlihat begitu menikmati pertunjukan itu. Sampai ada yang berdiri dan ikut menari. Mengingat jadwal kerja kakakku yang sebentar lagi dimulai mengantarkan kami untuk pulang. Well perjalanan kali ini teramat singkat dibandingkan yang lainnya. Namun akan teramat sayang bila tidak dibagikan. Semoga bermanfaat :) 

Tips:
- Membawa perbekalan sendiri, selain lebih terjangkau kamupun juga dapat memiih 
  menunya.
- Memakai pakaian senyaman mungkin, karena kamu berurusan dengan alam :p
- Selalu ingat bahwa liburan tidak harus mahal

Biaya:
Bensin                                 : Rp 10.000
Tiket masuk hutan bakau    : Rp   5.000
Jajan                                    : Rp 15.000
     Total                               : Rp 30.000

Dokumentasi lainnya:  
Ini dia penampakan kepitingnya
Salah satu sudut yang menjadi tempat favorite untuk duduk-duduk
Antara bangau dan sampah
Penambah semangat



See you on my next journey
*next posting "Sesaat di Pantai Dreamland - Pecatu"

Kamis, 21 Juni 2012

Great Escape (Other Side of Bali - Bloo Lagoon Padang Bai)

Aku dan Andin (The Gosongers)
Saat ini aku sedang menetap di Bali, tepatnya di Denpasar untuk bekerja dan mencari pengalaman baru. Nah mungkin di beberapa kesempatan kedepan aku akan menceritakan tentang petualanganku disini. Dari mulai yang hanya jalan-jalan biasa sampai menginap akan aku coba tampilkan. Untuk ulasan yang pertama aku mulai dari perjalananku menuju Padang Bai. Mau ke Lombok? haa I wish, tapi karena waktu dan keuangan yang kurang memungkinkan aku hanya main di Bloo Lagoon. Tapi eits jangan salah, nggak kalah indah juga kog disini. Baiklah cerita dimulai...

Singkat cerita waktu itu aku dan teman sekelasku waktu jaman kuliah - Andin (yang akhirnya menjadi partner in crime - apalagi urusan makanan) bekerja disalah satu travel yang dimiliki oleh orang asing yang tinggal di Bali. Kepenatan di kantor membuat raga ini merindukan liburan. Padahal sejujurnya everyday is holiday in here lol. Tetep deh butuh waktu untuk sekedar tidur-tiduran di pasir. Akhirnya kami merencanakan untuk pergi ke suatu tempat dengan waktu dan budget terbatas. Seperti keterangan diatas kami memutuskan untuk pergi ke Bloo Lagoon - Padang Bai. 

Pemandangan disebelah kiri
Bermodal dari browsing diinternet, lalu dilanjutkan menelepon losmen dan dituntaskan dengan modal nekad. Kami berdua naik motor tantenya si Andin. Perjalanan dimulai di hari Sabtu setelah pulang kantor, sekitar pukul 14.00 WITA. Terik matahari menemani perjalanan kami. Daerah Timur Bali benar-benar menyajikan pemandangan yang berbeda dari yang kami lihat sehari-hari, baik di Denpasar, Kuta, Nusa Dua, Sanur dan sekitarnya. Di sisi sebelah kiri jalan kami melihat daerah perbukitan sedangkan di sebelah kanan merupakan hamparan persawahan dengan lautan sebagai background. Kami menyempatkan untuk mengisi bensin full tank dulu untuk jaga-jaga bila susah untuk menemukan tempat pengisian bensin nantinya. Maklum ini pertama kali seumur hidup aku menjelajah kesana.

Sensasi baru nih tidur disini
Sekitar pukul 16:00 WITA kami sampai di losmen pilihan kami, Topi Inn. Losmen ini dimiliki oleh seorang berkebangsaan Belanda yang menikah dengan orang Indonesia, dengan menggunakan Eco - Accommodation. Tidak ada AC, tidak ada bathtub, tidak ada pemanas air, dsb. Nah karena kamar pada hari itu penuh dan mengingat kami hanya menginap 1 malam saja, akhirnya aku mengambil yang dormitory saja. Alias tidur di semi-open air di lantai atas. Dengan kasur yang berjejer dilengkapi dengan jaring anti nyamuk (kelambu) yang dipasar di langit-langit. Yang cukup mengherankan adalah menurut pengamatanku kebanyakan pengunjung baik di losmen atau di daerah itu sendiri adalah turis asing. Aku hanya bertemu Mbak Krida - teman 1 losmen yang merupakan sesama petualang yang datang dari Jakarta. Aku juga disana bertemu dengan Agnes - orang Perancis, yang juga hobi berpetualang. Setelah beres-beres dan ganti pakaian aku, Andin dan mbak Krida melunjur ke Bloo Lagoon. Lokasinya dapat ditempuh dengan berjalan kaki dari losmen. Tapi saat itu kami memilih untuk menggunakan motor karena medannya yang naik turun. Sampai di parkiran juga masih harus menuruni sejumlah anak tangga untuk sampai ke bibir pantai. Sore itu tidak banyak hal yang dapat dilakukan. Mengingat hari sudah sore, ombak yang semakin kencang dan pantai disebelah Timur yang menyulitkan kami untuk melihat sunset.  Setelah gelap kami memutuskan untuk kembali ke losmen.

Agnes, aku, Andin dan mbak Krida
Kami bertemu dengan Agnes dan bertukar cerita sampai tengah malam. Setelah mandi dan selesai mengobrol aku putuskan untuk mencoba tempat tidur koboy ini LOL. Sambil menikmati WiFi gratis aku masih tidur-tidur ayam. Sekitar pukul 02:00/03:00 dinihari aku mendengar suara kucing yang sedang berkelahi tanpa menduga kalau kucing itu akan melompat ke arah kita yang sedang tidur. Pada saat itu deretan kasur terdiri dari kami (aku, Andin, Agnes) dan turis asing lainnya yang semuanya perempuan. Sontak saja Andin dan Agnes teriak dengan suara yang ruar biasa kencangnya. Aku yang udah nahan-nahan ketawa sampai gigit-gigit bibir. Takut kalau suara ketawaku dapat membangunkan yang lain atau memancing tawa yang lainnya. Tapi herannya kog itu bule-bule nggak ada yang bangung/keluar dari kamar ya? mungkin mereka sudah terlalu lelah haha. For your information guys: Don't ever leave your mosquito repellent behind! Banyak nyamuk aja disini. Kerjaanku malam itu garuk sana-garuk sini. Sampai aku pakai lagi celana jeans beserta jaketnya karena nggak bisa tidur.

Hello! I'm Bloo Lagoon. Do you want to come for a visit?
Bangun-bangun sekitar pukul 7:30 WITA badanku bentol-bentol. Terima kasih nyamuk-nyamuk yang lugu! Agnes sedang siap-siap untuk melanjutkan perjalanannya ke Lombok, begitupun Mbak Krida yang harus balik ke Denpasar untuk menghabiskan waktunya sampai keberangkatannya kembali ke Jakarta. Akhirnya beliau hanya bisa menemani kami sebentar di Bloo Lagoo. Sebelumnya kami juga meminjam peralatan snorkeling di losmen. Kembali lagi karena budget  yang terbatas (JAELAH) kami memutuskan untuk main-main di Bloo Lagoon aja. Tapi ternyata pilihan kami nggak keliru kog. Itu sudah cukup indah buat kami. Ikannya banyak sekali, meskipun kami belum sempat menikmati keindahan terumbu karangnya tapi nggak jadi soal deh. Selain itu lokasi Bloo Lagoon yang lebih mirip private beach  memanjakan kami seharian. Dan seperti yang sebelumnya aku bilang, nggak ada turis domestiknya disini, heran ya? Kerjaan kami disana; nyemplung, ngemil, berjemur, nyemplung, ngobrol, foto-foto, nyemplung, nyemplung, nyemplung dan nyemplung. Nggak kerasa lebih dari 6 jam kami disana dan nggak bosen-bosen. Mungkin kalau nggak kita laper berat kita nggak akan keluar dari air. Sebelumnya kami sudah janjian sama pihak losmen yang ramah sekali untuk menaruh barang-barang kami di ruang staff. Soalnya kan losmen itu check outnya cuma sampai jam 11pagi. Jadi begitu kembali ke hotel kami numpang mandi (dikamar mandi yang nggak ada pintunya depan restaurant) tapi masih bisa lha ketutupan tembok.

Kami melanjutkan perjalanan pulang dengan badan yang belang sana-sini. Yeah sun bathing! Gaya banget deh ah~. Kami mampir dulu di Circle K, dari yang mau beli cemilan sampai makan besar. Kog bisa? lha iya, wong yang dibeli; Hot dog big size, rootbeer, mie instant dan chiki. Yah namanya juga abis berenang (alasan).

Tips :
·    Cari informasi dulu sebanyak-banyaknya tentang daerah yang akan dituju
·    Jangan takut untuk mengunjungi daerah yang belum banyak orang tahu
·    Jangan malu untuk kenalan (talk to my self). Akan sangat berguna nantinya
·    Yang mau sun bathing jangan lupa sun lotionnya atau tahu waktu, jangan sampai perih-perih 
     gimana gitu. Colek si Andin LOL

Total biaya:
Bensin                    :  Rp    15.000 (perkiraan lupa soalnya :p)
Losmen                  :  Rp    40.000
Sewa alat snorkel   :  Rp    30.000
Makan malem         :  Rp    10.000
Baterai                    :  Rp    15.000
Jajan                       :  Rp    30.000
            Total           :  Rp   140.000
                    

                                                             Dokumentasi lainnya:
Bocor terus too bad
Pemandangan dari sudut sebelah kiri
Bikin terus pengen nyemplung
Country side of Bali
See you on my next journey
*next posting "Wisata Hutan Bakau di Bali"

Rabu, 20 Juni 2012

Unforgettable Karimun Jawa (Day III) - skip Day II

Foila, setelah sekian lama akhirnya nge-blog lagi. Apa kabar semuanya?
Well kesempatan ini aku mau membayar hutangku dulu untuk menyelesaikan cerita petualangan di Karimun Jawa, baru deh nanti aku lanjutkan dengan petualangan-petualangan lainnya.

Snorkel spot di Pulau Mejangan Kecil
Ok, jadi aku skip langsung ke hari 3 aja waktu aku keliling pulau-pulau disana. Pagi - pagi kita udah beres-beres. Merapihkan barang dan menyiapkan bekal yang harus dibawa. Setelah sarapan Pak Anto sudah menjemput kami dengan perahunya bersama 2 orang tamu dari Jakarta yang ternyata sudah melihat aku dan ka Ira yang berjalan membawa gembolan dipunggung dari Stasiun Senen. Haha became point of view as always :p. Rute pertama kami adalah snorkeling di sekitar Pulau Menjangan Kecil. Sehari sebelumnya kami MENCOBA berjalan dari Pulau Menjangan Besar ke pulau tersebut dan nggak sampai-sampai. Padahal KELIHATANNYA dekat (yaialah). Ikannya banyak banget! aku minta roti sama tamu yang akhirnya kami kenalan, guna memancing ikan untuk datang kearahku. Tapi ternyata nggak pakai roti mereka juga dateng kog. Hanya perlu menggerak-gerakkan tangan seakan sedang memberi makan mereka. Terumbu karang disana juga masih terjaga. Puas snorkeling disana kami melanjutkan perjalanan menuju Pulau Geleang.

Sudut favorite di Pulau Geleang
Ya ampun, ombaknya kenceng banget. Aku yang duduk di atap kapal itu masih bisa terkena cipratan air laut. Kapal bergoyang kesana kesini nggak karuan. Hayalan macem-macem pun timbul dan sempat membayangkan bagaimana orang yang tinggal di pulau ditengah-tengah lautan kaya gini. They have adapted a LOT i guess. Dari kejauhan aku melihat secercah cahaya "surga". Bias air laut yang rrruuuarr biasa indah menghiasi sekeliling Pulau Geleang itu. Tiba-tiba salah satu pemandu wisata kami lompat ke laut dan menyelam. Ternyata beliau mau menangkap beberapa ikan untuk makan siang kami. Kamipun mendahuluinya untuk segera bersandar ke pulau.

Kegiatan kami disini adalah menikmati hidup haha. Duduk-duduk dipasir, foto-foto, main air, makan ikan fresh from the ocean sampai tidur siang. What a life! Aku memutuskan untuk mencoba salah satu ikan bakar yang sangat mencolok warnanya. Yep warna-warni dan ternyata nama ikan itu berdasarkan info yang aku dapat adalah ikan kakak tua. Rasa dagingnya manis tanpa pakai bumbu apapun. Yang tadinya kurang suka sama ikan, ini sampai ke tulang-tulangnya aku kerikitin. Setelah bangun tidur siang kami segera melanjutkan perjalanan menuju Karimun Jawa. Tapi Geleang is the best island I've seen (so far). Kog bisa? Pada saat itu langit seketika mendung namun sama sekali tidak mempengaruhi warna air yang  warnya aquamarine banget. Waktu aku di Wakatobi itu juga mendung namun airnya jadi keruh. Tapi tetap kealusan pasir di Wakatobi belum dapat dikalahkan pasir putih Pulau Geleang.

Snorkel Spot di Pulau Karimun Jawa
Spot snorkel kita yang terakhir adalah Pulau Karimun Jawa tepat dihadapat Makam pendiri pulau tersebut. Namun makamnya terletak di atas bukit. Aruh disini cukup kencang dan walaupun terumbu karangnya banyak, keberadaan ikannya kurang banyak dibandingan dengan Pulau Menjangan Kecil. Mungkin karena arusnya yang cukup deras itu. Tidak lama kami segera menepi untuk menikmati sunset disana. Ada beberapa bongkah batu juga yang bisa dijadikan latar belakang untuk berfoto ria. Dan seperti biasa akupun juga mengumpulkan pasir di setiap pantai-pantai itu.

Ketika matahari semakin condong ke Barat (bener nggak yah?!) kami segera pulang ke dermaga. Pak Anto dengan baiknya menawarkan kami untuk bilas dan menunggu kapal ferry di villa yang beliau urus. Sepanjang perjalanan (baca: jalan kaki), kami harus menenteng gembolan yang segede kulkas itu. Beruntungnya 2 orang tamu yang ternyata saudara jauh aku dan Ka Ira (mereka anak Poltek dan Teknik UI) mau membantu membawakan tas kami. Terus bagaimana dengan Primus? Dia dengan gagahnya kuat membawa tas dan pereletan lainnya (boong deng). Dia juga udah tepar, aku dan Ka Ira pun ikut membantunya serta tak lupa memberikan semangat. Oia kaki si Primus tertusuk karang sampai tembus lho! Jadi dengan pincang-pincang dia menanjak perbukitan menuju villa. Hidup Wapeala! <- seruan yang menguatkan hati Primus untuk tetap maju. Villa itu dimiliki oleh orang Australi yang menikah dengan orang Indonesia. Villanya keren abis, dari balcon langsung menghadap ke laut, dilengkapi dengan AC dan TV kabel. Begitu melihat air tawar aku segera ngacir ke kamar mandi dan menghabiskan waktu sekitar 1,5 jam untuk mandi. Secara udah 3 hari nggak mandi, hanya berendem air laut - tunggu kering - ganti baju. Alhasil rambut ini jadi gimbal, boleh ditanya kepada salah satu korban (Ka Ira). 

Piece of paradise
Begitu jam menunjukan pukul 22.30 WIB kami segera meluncur ke pelabuhan untuk menaiki ferry, dan dibayarin sama temen baruku itu. Tau nggak uang di dompetku ini tinggal untuk ongkos ke Semarang - Jakarta. Sesampainya di kapal aku udah nggak kuat karena ngantuk, yeah penyakit abis mandi langsung ngantuk. Dengan sisa uang aku menyewa kasur lipat dan tidur dilantai kapal.  Ah senangnya tidur sambil diguncang-guncang ombak dan tak terasa kami sudah tiba di Pelabuhan Jepara sekitar pukul 06.00 WIB. Dari sana kami numpang mobil pick - up untuk ke terminal itu pun masih harus jalan kaki dulu. Selama di bus menuju Semarang aku tertidur lelap. Aku dan ka Ira kembali menuju rumah Primus untuk beristirahat. Primus pun masih menyempatkan diri untuk mentraktir kami Lumpia Semarang yang enyak banget! Keesokan harinya kami pulang dari Stasiun Poncol dan ternyata si Primus juga mau ikut ke Jakarta. Disepanjang perjalanan pulang berasa ada di sauna. Sampe ada orang yang tidur dikolong kursiku. Posisi kakiku juga udah ngaco, karena pegal aku meminta ijin bapak-bapak untuk numpang menaruh kakiku didekat kursinya. YAH SUPERB menikmati transportasi rakyat beginilah. Kalian juga harus nyoba deh, walaupun sesek tapi beeerrrkesan banget. Kami tiba sekitar jam 03.00 WIB di Stasiun Senen. Aku memilih untuk tidur dulu di stasiun, karena masih harus melanjutkan perjalanan menuju Depok.

Tips :
·    Jangan pernah membawa uang pas-pasan. 
·    Buat perencanaan yang berisi jadwal kegiatan dan budget.
·    Cari kenalan sebanyak-banyaknya, untuk nambah ilmu dan link baru.
·    Lupakan handphone untuk sesaat (kecuali update status haha). Totally refreshing!


Total biaya:
Kereta Citayam - Cikini      :  Rp    2.000
Kereta Senen - Tawang     : Rp 125.000
Patungan Logistik               : Rp    50.000
Kapal Jepara - KarJaw      : Rp    32.500
Patungan Kapal keliling     : Rp    50.000
Sewa kasur lipet                 : Rp     10.000
Kereta Poncol - Senen       : Rp     30.000
Bus Senen - Cikini              : Rp       2.000
Kereta Cikini - Citayem      : Rp       2.000
                          Total            : Rp  386.000

Berhubung cuma bawa uang Rp 400.000 dan ada beberapa pengeluaran yang seharusnya tidak dikeluarkan uang aku yang segitu kurang, alhasil ka Ira minjemin uangnya. hikshiks. Nanti trip selanjutnya aku bayar ya xoxo

*sebelumnya mohon maaf kalau foto yang aku pakai sangat terbatas, karena aku ambil dari facebookku. Foto-foto semua ada di komputer rumah maklum sekarang lagi ngerantau :p

Dokumentasi lainnya:
Yang tahan untuk nggak nyemplung jago! :p
Inem dan Ijah lagi pada liburan LOL
Ikan toke di Pulau Geleang

See you on my next journey
*next posting "Great Escape (Other Side of Bali - Bloo Lagoon Padang Bai)"